Selasa, 11 Maret 2008

" Pengemis(kok) Dilarang "
Mensikapi keberadaan pengemis dan anak jalanan di Batam memang dibutuhkan kesabaran dan berbagai trik yang bisa diungkap. Pernah dilakukan sweeping, hasilnya nihil. Pemilihan hari dan waktu yang tepat perlu untuk diperhatikan, begitu dilakukan saat hari libur serta waktu pegawai pulang kantor , hal itu bisa kita temukan keberadaan para pengemis dan anak jalanan di simpang jalan maupun pusat perbelanjaan.
Keberadaan mereka ( pengemis/ anak jalanan ), memang ada yang atas dasar kemauan senidiri dan juga disinyalir ada yang mengkoordinir. Lesman(bukan nama sebenarnya) misalnya, menjalani sebagai pengamen jalanan karena ajakan temennya. Pelajar kelas V SD tersebut sudah dua kali tertangkap razzia, dengan mimik ketakukan ketika diidentifikasi, Leman minta diijinkan pulang dan tidak mau diantar langsung ke rumah.
Dari kondisi tersebut,kita bisa melihat kurangnya perhatian dan kepedulian orangtua terhadap anak. kekawatiran Leman akan " dibantai " mengambil istilah yang dia ucapkan bisa berarti bahwa selama ini tindakannya tidak diketahui oleh orangtuanya. Ketakutan akan amarach yang muncul akibat kelakukan yang dia lakukan sudah tentu wajar terjadi.
Tidak saja takut dipulangkan ke orangtua, dia juga menghindar ketika adanya petugas satpol yang mencoba melakukan dokumentasi. Ini yang patut dicermati, sekolah memang sedang libur sehingga Lesman bisa saja beralasan main ke orangtua namun pada kenyataannnya mengamen di simpang jalan.
Lain lagi dengan Dodo(samaran) yang berprofesi sebagai pembimbing Rosa( samaran ) untuk melakukan profesi sebagai pengemis di simpang jalan samping Mc. Donald. Mereka mengaku tinggal bersama yang lain dengan pekerjaan juga mengemis. Secara tanya jawab mereka memang tidak mengaku adanya kewajiban setor, namun dengan lokasi yang bersamaan patut diduga adanya yang mengkoordinir.
Salah satu pengemis yang tertangkap bahkan membawa anaknya yang masih usia sekolah dengan alasan mengemis untuk menyambung kehidupan. Namun alasan itu mentah ketika yang bersangkutan didapati membawa HP untuk menghubungi anaknya seputar dirinya yang tertangkap sweeping dari Dinsos Batam.
Adanya pengemis dan anak jalanan juga tidak terlepas dari krisis yang berkepanjangan serta kondisi yang memungkinkan untuk melakukan tindakan tersebut. Bisa saja dengan adanya sweeping yang secara kontinyu paling tidak bisa mengeleminir keberadaan para pengemis dan anak jalanan tersebut.
Masalah ini juga bukan merupakan tanggung jawab salah satu dinas saja, melainkan secara menyeluruh termasuk masyarakat secara luas. Niat baik dengan memberikan sedekah bisa saja disalurkan lewat panti atau yayasan sosial yang terdaftar di Dinsos, paling tidak dengan jarangnya yang memberi pada simpang jalan diharapkan bisa mengalihkan lokasi lahan bagi para pengemis dan anak jalanan.
Selain mengganggu arus lalu lintas jalan, keberadaan pengemis yang duduk pada badan jalan juga bisa berakibat fatal bagi pengendara serta pengemis itu sendiri, mari kita mulai untuk membangun sikap peduli dengan memberi pada yayasan atau panti yang sudah jelas secara sasaran maupun lokasi keberadaannnya.

Tidak ada komentar: