Selasa, 21 Juli 2009

Upaya Pembinaan Usia Dini


Untuk kali ketiga, saya mencoba berpartisipasi dalam turnamen Piala Walikota Batam U-17 dengan mendaftar tim sekolah anak saya yang sulung. Rasa keinginan untuk melihat prestasi si sulung untuk menoreh pada cabang yang lain merupakan motivasi yang sangat kuat untuk memberi kesempatan dalam menguji ketrampilan mengolah si kulit bundar.
Saya melihat sisi administrasi soal keabsahan pemain masih juga belum ada perbaikan, seperti halnya setiap pertandingan, masing-masing pemain membawa ijazah asli untuk di cross check oleh tim lawan yang akan menghadapinya. Kondisi ini jelas masih sangat rawan terhadap adanya " perdebatan " akibat kecurigaan lawan terhadap munculnya wajah baru.
Ijazah sangat diperlukan bagi anak usia dini dalam melanjutkan jenjang sekolah untuk nantinya sebagai bekal dalam mendapatkan pekerjaan. Setiap bertanding keharusan membawa ijazah untuk ditunjukkan merupakan salah satu kelemahan dan juga bagi si anak kalau ijazah tersebut ternyata " hilang " atau cacat akibat kena hujan, terlibat atau tercoret akibat sistem penyimpanan yang tidak rapi juga akan berdampak bagi yang bersangkuta.
Alangkah lebih mudah dan sederhana bila setiap pemain yang terdaftar dalam sebuah tim cukup menunjukkan ID card yang diserta foto pemain etelah terlebih dahulu semua data persyaratan eperti ijazah dan foto diterima oleh pihak panitia sehingga pada saat pertandingan akan dilangsungkan, panitia lah yang menyeleksi keabsahan pemain tidak harus masing - masing tim manajer yang melakukan pengecekan.
Selama terjun menekuni pembinaan sepakbola usia dini sejak tahun 2001, berbagai kecurangan yang terjadi adalah ketika persdyaratan menggunakan " akte kelahiran ", disinilah kita baik panitia maupun manajer masing - masing tim sulit untuk meyakini akte tersebut benar merupakan keterangan dari si pemain.Persyaratan yang sangat masuk diakal dan mudah adalah dengan menyertakan raport atau ijazah yang sudah jelas mencantumkan foto si pemain.
Keinginan untuk menang, bahkan mendorong "oknum " untuk memaksakan si anak untuk bertanding padahal yang bersangkutan telah menjelaskan lewat umur, bahkan terkadang nilai sebuah ijazah maupun akte kelahiran ada juga yang berani merubah untuk meloloskan agar bisa bertanding.
Pembinaan usia dini memang butuh kepedulian dari semua pihak, orangtua, pembina, panitia sampai pada pemain sendiri harus sudah mulai berani bahwa usia maupun namanya memang tidak berhak untuk ikut dalam turnamen akibat persyaratan yang diharuskan tidak dipenuhi.
Ditengah soal administrasi yang masih ada kekurangan, frekuensi pertandingan untuk usia dini di Batam masih dirasakan kurang, bahkan untuk Piala Walikota Batam sampai saat ini menggunakan sistim gugur yang sudah barang tentu kurang memberi kesempatan bagi pemain untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya.
Untuk pembinaan usia dini memang perlu totalitas yang diberikan oleh seluruh komponen masayarakat dan pemerintah untuk mendapatkan bibit yang berprestasi secara alami dan ketentuan yang berlaku, biar nantinya mereka bangga dengan Garuda di dada... lagu Indonesia Raya berkumandang...
jelas sangat mungkin akan

Rabu, 10 Juni 2009

Unjuk Rasa Sopir

Pagi itu seperti biasa rutinitas kantor, sedikit berbeda dari biasanya karena ada info aksi damai dari para sopir Dapur 12 menyangkut trayek Dapur 12- Jodoh yang mereka keluhkan. Temen dari Poltabes Barelang telah hadir, mereka membawa pasukan untuk ikut mengamankan jalannya aksi yang dipimpin langsung oleh Lubis yang mengatas namakan para sopir Dapur 12 tersebut.
Saya bersyukur bahwa dengan adanya aksi damai tersebut makin menambah kawan terutama dari jajaran kepolisian. Kalau selama ini jarang ketemu, melalui aksi damai sopir tersebut kami bisa jumpa kawan, yang sama - sama aktif di Remaja Mesjid tahun 90-an di Sekupang.
Sambil menunggu jalannya demo para sopir tersebut, kami sempat berbicara dengan rekan - rekan polisi. Mereka bilang, " Pak jangan keluar dulu, biar mereka berorasi dan pada akhirnya disepakati adanya perwakilan untuk berembug mencari solusi dalam penanganan masalah trayek Dapur 12- Jodoh tersebut.
Dengan membawa berbagai nada protes yang dituliskan pada kertas karton putih, sekilas hujatan dan tuntutan yang mereka minta tidak pantes bahkan terkesan melecehkan. Kehadiran saya ketika diminta untuk menerima demo mereka pun juga dijawab dengan rasa kecewa. Melalui berbagai upaya pada akhirnya, mereka ( para pendemo ) bersedia untuk musyawarah dalam memecahkan tuntutan mereka.
Dari hasil pertemuan tersebut, intinya Dishub akan melakukan pengawasan dan penertiban terhadap trayek Dapur 1- Jodoh. Kalau dilihat memang itu tugas dari instansi tersebut, namun kalau kita cermati lebih dalam dalam pola pembinaan, tentunya secara berjenjang dalam transportasi adalah Dishub- Organda- Badan Usaha/ Koperasi- sopir.
Justru dari sejak awal bekerja pada Dishub awal Februari lalu, setiap demo yang dilakukan oleh Lubis dkk tidak adanya Koperasi atau Badan yang menaungi para sopir yang memiliki trayek Dapur 12-Jodoh tersebut hadir untuk melihat dan paling tidak ada upaya yang dilakukan sebagai bagian pembinaan bagi para sopir.
Disamping itu, Organda sebagai Mitra tentunya juga melakukan pembinaan dan pertemuan secara berkala dalam ikut menciptakan transportasi di Batam yang bisa terjangkau dan melayani route seperti yang diamanahkan dalam Perda nomer 9 tahun 2001.
Pada akhirnya, keruwetan bisa saja dipilah dan diperbaiki dengan peningkatan sistem yang ada. Pola pembinaan secara berjenjang, pengawsan dan penertiban terhadap sopir yang bandel dan sebagai regulator tentu diupayakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak memberikan celah dalam timbulnya permasalahan yang ada pada transportasi di batam

Rabu, 28 Januari 2009

Pemilu Diambang Pintu

Kebiasaan mengamati memang mengasyikan dan bisa menjadi sebuah kelebihan yang terkadang tanpa kita sadari bisa membuat orang senang. Rasa penasaran terhadap Daftar Pemilih tetap ( DPT) mengusik untuk diliat dibaca dan sambil mencoba "membantu" tetangga agar bisa menyalurkan aspirasinya pada Pemilu mendatang.
Pertama-tama tentu melihat nama dan selanjutnya tanggal kelahiran, sambil iseng mengucapkan selamat ulang tahun dengan mengirim SMS. tentunya yang bersangkutan kaget dan membalas SMS dengan ucapan terima kasih dan ujungnya yang kita nantikan, " tau darimana ?
Tidak sebatas ulang tahun yang menjadi titik bidik dalam memeloti DPT, ukuran huruf relatif kecil untuk usia saya yang sudah memasuki kepala empat ini. Plus 1 1/2 sudah tentu membutuhkan kesabaran dan berulang kali dibaca agar tetangga terbantu mengetahui TPS yang akan dituju nantinya.
Kekawatiran tidak masuk dalam DPT seperti saya alami pada Pemilihan Gubernur Kepri beberapa waktu yang lalu menjadikan keinginan tau makin kuat untuk melihat DPT Pemilu 2009 nanti. Begitu dicermati ternyata para tetangga saya yang sejak Pemilu 2004 baik saat Pemilihan legislatief, Presiden, Gubernur, Walikota Batam senantiasa berada dalam satu TPS, untuk kali ini, para tetangga tersebar kedalam lima TPS yang berbeda.
Dari otak atik DPT, ternyata ada manfaatnya. Selain bisa mengetahui lebih dekat para tetangga kita yang nota bene selama ini para istri lebih banyak dompleng pada nama suami atau nama anak sulung ternyata kita mendapatkan kepercayaan sebagai yang mengetahui dan memahami soal DPT, Alhamdullilah.
Tanpa disadari bahwa kebiasaan mendompleng nama suami ikut menyulitkan dalam pencarian nama dalam DPT. Dengan memperhatikan alamat tempat tinggal, kita pada akhirnya bisa mengetahui nama seseorang, tapi tidak selamanya itu benar, terbukti salah alamat dalam DPT masih saja terjadi, makanya cara lain kita bisa telusuri dengan tempat dan tanggal kelahiran.
Menyangkut Pemilu 2009 atau tepatnya tanggal 09 April mendatang, kerja keras memang harus dilakukan. Kalau warga passive sementara petugas KPPS tidak tau alamat para pemilih ini menjadi kendala untuk bisa melanagsungkan Pemilu secara maksimal, partisipasi semua pihak jelas diperlukan.
Anggapan ngumpul untuk silahturahmi sambil menyalurkan aspirasi itu mungkin yang perlu digalakkan. Makin banyak silahturahmi konon bisa menambah usia kita, bahkan dengan berkumpul sesama tetangga bisa saling curhat. Ada rasa kepuasan kalau pilihan kita bisa jadi, artinya harapan kita mengenal para caleg itu sudah mencukupi dan harapan untuk terjadinya perubahan kesampingkan terlebih dahulu.
Sama seperti kita memfavoritkan sebuah tim dalam suatu pertandingan, menang kita merasa senang dan bangga bahwa jagoan kita bisa mencapai seperti diharapkan, namun toch kegembiraan itu sifatnya semu.
Lain halnya bila pilihan kita bisa menjadi " wakil rakyat ", namanya saja wakil rakyat sudah tentu tidak mewakili kita saja, rakyat Batam, Kepri dan Indonesia secara keseluruhan. Jadi lebih baik memilih daripada tidak, paling tidak tanggung jawab sebagai warganegara sudah kita laksanakan, soal menang kalah biasa itu namanya pilihan.
Cara pandang yang positif harus kita kedepankan, niat baik akan memberikan kita keikhlasan tanpa adanya sebuah keterpaksaan, pada akhirnya kita harus bisa belajar untuk bisa menerima sebuah kekurangan untuk suatu proses pembelajaran....

Selasa, 06 Januari 2009

Anak, Hiburan dan Harapan

Enak cerita anak, daripada cerita pekerjaan. Jelang tahun baru, kami berkesempatan untuk merayakan bersama-sama dengan keluarga dan tetangga dekat. Si bungsu lagi " apes", sehari menjelang tahun baru 2009, terkena cacar, untung kata dokter segera diperiksa dan tidak begitu terlambat.
Memang sich, dokter bilang tidak masalah kalau renang, namun akibat kurangnya pengertian yang sama, Icha justru terkucilkan dari gerombolan temen sebaya. Rasa ketakutan ketularan menjadi si bungsu lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar hotel.
Kendati masih TK, namun yang menjadi rasa haru tumbuh sebagai orangtua, ketika Icha menulis pada sebuah halaman koran terbitan Batam, yang ditulis dengan pensil bertuliskan " Ada cacar di Tiban Blok N, namanya Icha. Jangan dekat bahaya" begitu bunyi yang tertera pada kolom iklan berwarna.
Ketika saya sampaikan bahwa tidak menular dengan bukti bahwa saya masih mau mengendong dan deket, jawabnya " Ya tidak nular karena bapaknya, sebuah jawaban polos yang memberikan kita bahwa anak tetap membutuhkan perhatian dan juga kasih sayang dengan orangtuanya.
Belum kering cacar yang dideritanya, tiba saatnya masuk sekolah. Secara kebetulan kedua abangnya terima rapot, yang SMP alhamdulilah nilainya cukup buat beli krupuk begitu saya mengomentari nilai yang didapat Fadly anak kedua saya. Lain cerita dengan yang SMA, secara kebetulan saya sendiri yang ambil, nilai yang didapat tidak lebih dari sebatas pantas begitu komentar sang wali kelas.
Sebagai orangtua, tentu ingin memberi komentar, keduanya sengaja saya nilai kurang rajin dan terlalu banyak nonton tv. Maka ceritalah masa lalu ketika masih di SMP dan SLTA dengan menunjukan nilai rapor yang masih tersisa rapi di lemari.
Cerita tentang jalan kaki ke sekolah dan belajar dengan pakai lampu petromak dengan maksud untuk membandingkan bahwa anak-anak sekarang lebih "enak" untuk belajar, justru mendapatkan jawaban yang mengagetkan. "Itu khan dulu pa, sekarang khan beda. Loh jadi dengan kondisi yang lebih enak, hasilnya emang beda juga, namun disayangkan nilainya malah lebih kecil dari jaman dahulu.
Jadi orangtua jaman sekarang memang susah - susah gampang, berharap ingin anaknya seperti kita jaman dahulu tidak usah perlu berharap. Mereka tidak nakal saja kita sudah bersyukur, apalagi punya prestasi. Tugas kita memberi kasih sayang, memberi mereka pendidikan dan juga bimbingan mungkin itu yang wajib.
Kalau dipikirin terus seperti kenakalan dan bandel tentu bikin rambut cepat ubanan, Masing - masing anak sudah ada suratan hidupnya itu saja yang dipikir. Berharap jadi pemain sepakbola, anak justru suka main bulutangkis, berharap yang kedua mau olahraga malah cenderung tidak suka olahraga.
Pada akhirnya, anak memang menarik dibahas dan diceritakan, seperti halnya liat anak kecil kita jadi ingat anak kita, tapi kalau liat perempuan seakan - akan sengaja atau pura-pura lupa orang rumah. Kembali kepada masing - masing, intinya anak memang harapan yang bisa dinantikan, corat-coret kita sejak kecil sampai menjelang remaja akan menjadi buah yang pada akhirnya bisa membahagiakan kita nantinya.