Senin, 14 Januari 2008

" Domestik (sementara) Unggul "
Sukses Sriwijaya FC meraih gelar Copa Dji Sam Soe 2007, memberi hikmah bahwa pelatih lokal (domestik) tidak kalah dengan pelatih asing. Rahmat Darmawan sukses mengantar tim julukan Wong Kito tersebut menundukkan Persipura yang dilatih Raja Isa ( Malaysia),pada partai final dan Pelita FC dengan pelatih Fandi Ahmad ( Singapura) pada partai semi final.
Keberhasilan Rahmat tersebut paling tidak memberi keyakinan bagi pengurus PSSI untuk paling tidak memberi kesempatan bagi pelatih yang juga pernah mengantar Persipura meraih juara Liga Indonesia untuk menjadi pelatih timnas Indonesia setelah dicopotnya pelatih Ivan Kolev.
Dalam kapasitas pemain, kalau berkaca pada partai empat besar Copa Dji Sam Soe, kegagalan yang dialami oleh pemain lokal khusus dalam adu penalti ketika Sriwijaya versus Pelita serta ketika tim kesayangan orang Sumsel tersebut tampil di final, sebagian besar yang gagal melakukan eksekusi dari titik putih justru dialami oleh pemain asing.
Dari Persipura tiga pemain yang gagal melakukan eksekusi adalah Ivak Dalam dan dua pemain asing David Roca,Goncalves gagal sementara untuk pihak Sriwijaya hanya Tony Sucipto yang gagal. Demikian pula ketika pada partai semi final menumbangkan Pelita,satu pemain asing asal Sriwijaya dan dua dari Pelita gagal melakukan tendangan 12 pas.
Yang ikut membanggakan adalah justru perilaku pemain domestik selama berlangsungnya putaran 4 besar Copa tersebut sangat simpati untuk para penonton dan jutaan pemirsa lain yang menyaksikan lewat layar kaca. Bambang Pamungkas, Ismet Sofyan berkali-kali membantu pemain lawan ketika terjatuh maupun sedang mengalami kram di lapangan. Demikian pula dengan para pemain Siwijaya seperti Slamet Riyadi yang dengan dingin mampu mematikan pergerakan Beto, mesin gol Persipura juga melakukan tindakan terpuji.
Bahkan Jeremiah ( Persipura )dengan bangga melakukan gerakan yang sebenarnya dihindari sebagai pemain proffesional dengan emosi ketika dihentikan oleh Isnan Ali (Sriwijaya ). Namun tidak semua pemain asing berperilaku jelek, Beto ( Persipura ) misalnya berkali - kali menunjukkan kelebihan dalam mengolah si kulit bundar.
Ditengah terpuruknya prestasi sepakbola nasional, tontotan Copa Dji Sam Soe memberi bukti bahwa sepakbola Indonesia masih bisa menyajikan permainan dan atraksi menarik. Kalau belum berprestasi timnas Indonesia semua itu bisa jadi karena pengurus yang belum juga memahami teguran dari FIFA.
Pencekalan terhadap PSSI untuk Liga Champion Asia berdampak pada Sriwijaya FC gagal berkiprah untuk tingkat yang lebih tinggi lagi. Menunggu wangsit dari langit untuk bisa digelar Munaslub memilih Ketua Umum PSSI yang baru....

Tidak ada komentar: