Kamis, 03 Januari 2008

Bonus
Masih inget saat usai sholat Idhul Adha di Mesjid Raya Batam Center, ketemu pentolan KONI Kepri Bung Alfian. Sempat berdebat soal perangsang atlit Kepri agar sukses pada PON mendatang di Kaltim tahun 2008.Begitu saya sebutkan angka 20 Juta untuk peraih emas, sedikit terkejut dia jawab nggak mungkin sebesar itu mas.
Lalu saya coba gambarkan dengan skala nasional 200 juta untuk emas SEA Games 2007 dan 20 juta bagi atlit Riau pada PON 2004 di Palembang. Pertimbangannya adalah, paling tidak sama dengan saat memperkuat kontingen Riau atau paling sedkitnya mendekati angka 20 juta.
Secara matematis dan analisa peluang meraih medali, kontingen Riau saja pada PON lalu sebanyak 15 emas,2 emas diantaranya dari atlit layar asal Batam. Kemungkinan besar 7 emas itu sudah maksimal yang diraih oleh kontingen Kepri, kalau ditotal baru 140 juta dan jauh dari 1 emas untuk peraih medali emas SEA Games. Pertimbangan lain adalah hingga saat ini, gaung Pelatda kontingen Kepri menyongsong PON XVII belum juga terlaksana, masih menunggu persetujuan dari DPRD begitu kata sekum KONI Propinsi Kepri, Perwira.
Sebenarnya hal itu bisa saja dimungkinkan bila kalau argumen kuat untuk meyakinkan pihak DPRD Kepri dan juga pemerintah Propinsi dalam upaya mengatrol prestasi kontingen Kepri pada PON mendatang.Saat ini sudah saatnya bonus merupakan perangsang untuk memacu motivasi atlit dalam berprestasi dan meraih medali.
Kita memaklumi bahwa ini olahraga amatir, namun zaman sudah berubah, bonus merupakan penghargaan terhadap atlit berprestasi, jumlah nya pun juga tidak banyak dengan kriteria bagi peraih medali. Peta kekuatan olahraga saat ini untuk kawasan Pula Sumatra masih dikuasai Sumut, Sumsel,Lampung yang memiliki atlit dengan prestasi nasional, sementara kekuatan Pulau Jawa masih dominan DKI Jakarta, Jatim, Jabar dan Jateng.
Saudara tua kita, Riau juga sudah jauh berkembang yang dibuktikan pada saat Porwil Agustus yang lalu di Medan. Bahkan sistim pengiriman atlit berlatih di luar Propinsi dilakukan oleh KONI Riau seperti diungkapkan oleh Sudarto Kabid Binpres KONI Riau.
Dengan keterbatasan persiapan serta penghargaan terhadap atlit berprestasi untuk tetap membela Kontingen Kepri tidak ada salahnya pemberian bonus merupakan suatu hal yang wajar dengan pertimbangan yang matang serta dimungkinkan.Saat ini pembajakan atlit sudah menjadi hal yang biasa, jangan sampai atlit potensial hengkang cuma karena bonus yang dirasakan tidak seimbang bila dibandingkan dengan perjuangan atlit untuk berlatih dan bertanding.
Waktu berjalan terus, sisa waktu 7-8 bulan merupakan persiapan yang sangat minim bila dikaitkan untuk even tingkat nasional, kriteria atlit, pelatih, official yang memperkuat kontingen pun juga diharapkan jelas agar tidak terkesan mubazir .

Tidak ada komentar: