Senin, 22 September 2008

Taksi Batam, Riwayatmu Kini

Percayalah kepada taksi bandara Hang Nadim, Batam , tidak ada tawar menawar soal harga seperti di bandara Soekarno_Hatta,Cengkareng yang tentu sudah ikut menenangkan perjalanan kita. Namun kondisi tersebut masih saja dinilai bahwa taksi Batam termasuk mahal?
Bahkan kalau taksi bandara Hang Nadim tidak akan mencari celah dengan memperpanjang jarak seperti yang pernah saya alami di Jakarta akibat tidak mengerti jalan yang paling dekat. disamping tidak ada argo, taksi Batam sudah terbiasa dengan nominal yang telah ditetapkan dari pihak pengelola taksi untuk daerah tujuan yang diinginkan oleh penumpang.

Ungkapan tersebut muncul saat adanya pelatihan bagi para sopir taksi bandara dan pelabuhan di salah satu hotel di Batam. Mensikapi maraknya jumlah taksi di Batam, secara jelas digambarkan oleh salah seorang peserta bahwa jumlah mobil taksi di salah satu pelabuhan Batam sudah over load.
Sebanyak 170-an buah taksi yang ada, sementara tiap harinya yang bisa beroperasi sebanyak 50-60 buah, hal ini tentu memberatkan bagi sopir yang secara rutin tetap harus setor uang harian kepada koperasi.
Masih seputar keruwetan soal taksi, "pesaing " taksi resmi di Batam juga cukup marak. Mobil plat hitam pun juga bersliweran bahkan mereka biasa disebut taksi gelap" berani memasang tarip yang lebih miring dibanding dengan tarip resmi taksi.
Kondisi miring tersebut menjadikan adanya perbandingan yang menyebabkan kesan " mahal " taksi Batam. Apabila persaingan secara sehat bisa diterapkan tidak mustahil bahwa permasalahan taksi di Batam bisa saja diatasi dan keberadaan taksi argo sudah tentu akan bisa diwujudkan.
Komentar para sopir taksi memang benar adanya, pertanyaan seputar memperbanyak taksi tanpa mengurangi taksi yang afkir juga menjadi pemikiran mereka, intinya butuh ketegasan dan regulasi yang jelas dari permasalahan taksi di Batam.
Pada era tahun 80-an, taksi di Batam memang masih menjadi primadona, selain bisa ngecer artinya berhaenti dimana-mana seperti bis Damri, taksi Batam pada saat itu jumlahnya memang masih memadai bila dibanding dengan penumpang yang memerlukannya, namun kondisi sekarang sudah tidak memungkinkan lagi dengan jumlah taksi resmi dan gelap serta adanya Damri hal tersebut mutlak diperlukan penataan yang lebih matang.
Kondisi seperti inilah yang nampaknya harus segera disikapi dalam ikut mensukseskan Visit Batam 2010 mendatang. Peran sopir sangat menentukan dalam kunjungan wisata untuk dapat menikmati objek maupun even wisata yang diselenggarakan di Batam. Sebagai ujung tombak yang ikut berperan hal tersebut harus segera dibenahi. Bila tidak segera dibenahi akan sulit dan menjadi kendala dalam pencapaian VB 2010...

2 komentar:

aburifqi mengatakan...

Iyah pak perlu diberantas tuh yang plat hitam, kadang mereka juga pasang lebih mahal lho dan kurang aman karena banyak kejahatan dari yang "gelap" ini.
Tapi mungkin bagi para taksi bandara yang sangat kurang kalau di bandingkan dengan kota lain adalah masalah keramahan pelayanan.

Anonim mengatakan...

Satu2nya keunggulan kita mungkin jarak tempuh yang bisa diprediksi waktunya, mengingat tidak ada macet (kecuali jalan berlubang..hehehe)